MUNGKIN gga tepat juga q cerita ini di postingan keduaqu, Karena q yakin semuanya masih gga tau apa”tentang ownerqu, tentang tovarisch-nya, dan tentang hal”gila yang mereka perdebatkan. Well,, sungguh bukan bermaksud melingkahi peraturan menulis yang baik,, tpi, q rasa,, masalah perkenalan dan hal-hal biasa lainnya bisa kita lakukan di lain waktu. [hm,,, apakah q mulai tertular dengan ketidak biasaan owner]
Then, here they are,, Frustasi lagi,, owner-qu itu. Huffh,, sungguh, q sama sekali nggak ngerti, selalu dan selalu saja dia uring”an, jika tovarisch-nya meninggalkannya pulang ke kampung halaman [apalagi if that happens on Saturday nite]. Jujur saja, q sendri gga tw apa yg owner risaukan,, atau owner pikirkan,, yang q tau, hanya kalu sudah frustrated like that, senyumnya jarang sekali menghiasi bibirnya, selalu terlihat kesepian dimannapun dan kapanpun, dan moody-annya,, semakin menggila,,
Sering memicu perkelahian, dan selalu ngga puas terhadap sesuatu. Padahhal, hey,, minggunya,, sang tovarischkembali,, ke dalam genggamannya. Percaya ma q,, out of control banget dah, q ja smpe males dekatin owner klu dia udah kya gt,,
Still,, I wonder. Sebernernya apa c yang ada di pikiran owner jika harus terjadi hal”seperti ini. Padahal q yakin dia sadar banget dengan posisinya. Awalnya pun, ini hanyalah Long Distance Relationship. Klu dulu dia bisa menyikapinya dengan santai? Kenapa sekarang tidak? Apakah owner udah menjadi sangat manja, dan sangat lebay. [dalam arti “q gga bisa tersenyum tanpa dia”, huweeeekkk,,, ]
Q tau gimana egoisnya owner. Dan kekeras kepalaannya, ditambah sikap cueknya yang mendarah daging. Mungkin semua sikap itu membentuk sebuah pemikiran baru,, sebuah sugesti baru, [yang dikarenakan setiap hari selalu dilewati bersama tovarisch-nya] yang tertanam di dalam hatinya, bahwa q gga bisa bahagia tanpa dia. Iyuhhhh,, seorang secuek owner seharusnya gga pernah bisa memikirkan hal kya gtu.
Atau mungkin,, mungkin owner iri dengan segala hal yang ada di sekeliling tovarisch-nya. Bahwa mereka bisa tertawa bersama si tovarisch, sedangkan dia,, have NOTHING to do at home. Haha,, mungkin saja,, sebenernya dibalik sifat cuek owner, dia adalah pencemburu buta yang berat.
Atau bisa juga,, karena owner ngerasa ngga adil,, kenapa dia gga bsa tertawa bersama? Kenapa dia harus terasing sendirian di rumah, tanpa bisa mengalihkan semua pikiran buruknya yang timbul atas rasa cemburunya??
owner pernah bilang juga ma q, bhwa, si tovarischsaat sedang bersama dengan teman”nya, gga bisa focus sama owner. Tapi, menurutku, owner hanya termakan dengan rasa keegoisannya yang tinggi, dia gga bisa terima, orang yang dia pikirkan secara terus menerus tanpa henti, tidak memikirkannya. Itu yang dipikirkannya.
Dan, q rasa emang jawabannya sesimpel itu. Hanya sebatas keegoisan owner. Kekeras kepalaannya juga mendukung, hingga rasa egois itu semakin besar. Kemudian satu persatu, sikap gga mw kalah, nggak mw salah, ngerasa paling benar itu muncul.
owner termakan ego-nya sendiri. Dia dikalahkan pikiran jahat egonya. Sampai kapanpun, jika dia tidak mengurangi atau bahkan menghilangkan cela di hatinya,, yaitu rasa EGOISME yang tinggi,, dia tidak akan bsa tersenyum saat seharusnya dia bisa menyikapi segalanya dengan senyuman. Gga menutup kemungkinan juga, impian hidupnya hancur karena hal itu. Q harap nggak akan sampai seperti itu, q harap owner bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar^^.
*Tovarisch : Orang yang menjadi [calon] teman hidup. Pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar